MAKALAH
DASAR DAN PROSES PEMB. MTK II
MATERI
PEMBELAJARAN DAN HAKEKAT MTK
Disusun
Oleh : Kelompok III
Kelas : 5B
Nama : 1. Heldiari Lita Sopa (2012 121 065)
2. Asmarani (2012
121 088)
3. Alan Budi Kusuma (2012 121 241)
4. Ikhsan (2012 121 058)
5. Suci Indah Lestari (2012 121 049)
6. Nikmatu Rodiah (2012
121 061)
Dosen
Pembimbing : Dra.Hj. Jumroh, M.Pd
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG
TAHUN
AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia yang telah diberikan kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen
Pngasuh Dra. Hj. Jumroh, M. Pd dengan mata kulyah Dasar dan Proses Pembelajaran
Matematika di Universitas PGRI Palembang. Dalam isi makalah ini kami membahas
tentang “ Materi Pembelajaran dan Hakekat Matematika”. Kami menyadari bahwa
dalam penyelesaian makalah ini banyak
sekali mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bias kami sebutkan satu persatu.
Ucapan terimakasih atas segala kerendahan hati kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka pada kesempatan ini kai
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari
segenap pembaca, dan smoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan khususnya mahasiswa PGRI
Palembang.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar
mampu memenuhi kebutuhan perkembangan
dan memenuhi tuntutan sosial, kultural, serta religus dalam lingkungan
kehidupannya. Pengertian pendidikan seperti ini mengimplikasikan bahwa upaya
apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan terfokus pada upaya
memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan nilai agama dan
kehidupan yang dianut. Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat
tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pelajaran.
Materi
pelajaran dapat ditentukan dengan langkah-langkah: Identifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar, identifikasi jenis materi pelajaran, penentuan
cakupan materi pelajaran, urutan materi pelajaran. Apakah matematika itu? Hingga saat ini belum
ada kesepakatan yang bulat di antara matematikawan tentang apa yang disebut
matematika itu. Untuk mendiskripsikan definisi matematika para matematikawan
beum pernah mencapai satu titik puncak kesepakatan yang sempurna. Banyaknya
definisi dan beragamnya deskripsi yang berbeda dikemukakan oleh para ahli,
mungkin disebabkan oleh ilmu matematika itu sendiri, dimana matematika termasuk
salah satu disipin ilmu yang memiiki kajian sangat luas sehingga masing-masing
ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang
matematika berdasarkan sudut pandang, kemampuan, pemahaman, dan
pengalaman masing-masing. Oleh sebab itu matematika tidak akan pernah selesai
untuk didiskusikan, dibahas, maupun diperdebatkan. Penjeasan mengenai apa dan
bagaimana sebenarnya matematika itu, akan terus mengalami perkembangan seiring
dengan pengetahuan dan kebutuhan manusia serta laju perubahan zaman.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat terutama dalam bidang informasi
begitu cepat, sehingga informasi yang terjadi didunia dapat kita ketahui dengan
segera yang mengakibatkan batas negara dan waktu sudah tidak ada perbedaan
lagi. Akibat globaisasi, diperukan sumber daya manusia yang handal dan mampu
berkompetensi secara global, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang
kreatif berfikir sistematis, logis, dan konsisten, dapat bekerjasama serta
tidak cepat putus asa. Untuk memperoeh sifat yang demikian perlu diberikan
pendidikan yang berkuaitas dengan berbagai macam pelajaran. Salah satu mata
pelajaran yang merefleksikan sifat diatas adalah mata pelajaran matematika,
karena matematika merupakan ilmu dasar dan melayani hampir setiap ilmu.
Sehingga ada ungkapan bahwa matematika itu adalah ratu dan pelayan ilmu,
matematika juga merupakan imu yang deduktif dan ilmu tang i terstruktur.
Berdasarkan ha-hal yang dikemukakan diatas, maka kami menyusun makalah tentang
“ Materi Pelajaran dan Hakekat Matematika”.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Materi
Pelajaran?
2.
Apa saja yang harus diperhatikan dalam
materi pelajaran?
3.
Apa yang dimaksud dengan hakekat
matematika?
4.
Bagaimana hakekat dalam proses
pembelajaran matematika?
5.
Apa karakteristik Hakekat
Matematika?
C. Tujuan
Adapun
tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas adaah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian Materi
Pelajaran.
2.
Dapat mengetahui apa saja yang harus
diperhatikan dalam materi pelajaran.
3.
Untuk mengetahui pengertian Hakekat
Matematika.
4.
Dapat mengetahui hakekat dalam proses
pembelajaran matematika.
5.
Dapat mengetahui karakteristik hakekat
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Materi Pelajaran
A. Pengertian Materi Pelajaran
Materi
pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus yakni
perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa meteri
pelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai
peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi
pelajaran menempati posisi yang sangat penting dari kesuluruhan kurikulum yang
harus dipersiapan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mendapat tujuan. Tujuan
tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang harus ditentukan untuk
kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tercapainya indikator.
Materi
pelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pelajaran yaitu :
1.
Jenis-Jenis
Materi Pelajaran
a.
Fakta yaitu segala hal yang berwujud
kenyataan dan kebenaran meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang,
nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda dan sebagainya.
b.
Konsep yaitu segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yangbisa timbul sebagai hasil pemikiran,meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya.
c.
Prinsip yaitu berupa hal-hal utama,
pokok dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema,
serta hubungan antara konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
d.
Prosedur merupakan langkah-langkah
sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu
sistem.
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Diri
Prinsip-prinsip
yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pelajaran yaitu:
a.
Relevansi artinya kesesuaian. Materi
pelajarn hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian
kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasi peserta didik berupa
fakta bukan konsep atau prinsip tau pun jenis materi yang lain.
b.
Konsistensi artinya konsisten. Jika
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi
yang harus diajarkan juga haruslah meliputi empat macam. Misalnya, kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah operasi aljabar bilangan bentuk
akar (Matematika Kelas X semeter 1)
yang meliputi penambahan, pengurangan, pembagian dan perkalian, maka materi
yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, pembagian
dan perkalian serta merasionalkan pecahan bentuk akar.
c.
Adequacy artinya kecukupan. Materi yang
diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak
boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak maka
akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian
keseluruhan SK dan KD).
Adapun
dalam pengembangan materi pelajaran guru harus mampu mengidentifikasikan materi
pelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal dibawah ini :
a.
Potensi peserta didik
b.
Relevansi dengan karakteristik
c.
Tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual peserta didik
d.
Pemanfaatan bagi peserta didik
e.
Aktualitas, kedalaman dan keluasan
materi pelajaran
f.
Kesesuaian dengan kebutuhan peserta
didik
g.
Alokasi waktu
3. Langkah-Langkah Penentuan Materi
Pelajaran
A.
Identifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Sebelum
menentukan materi pelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek
keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek
tersebut perlu ditentukan karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
B.
Identifikasi jenis-jenis materi
pelajaran
1. Ranah
kognitif
Identifikasi
dilakukan berkaitan dengan kesesuai materi pelajaran dengan tingkatan aktivitas
atau ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengerian dan keterampilan berfikir. Dengan demikian jenis materi yang sesuai
untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
·
Identifikasi materi pokok pada
kompetensi dasar
Materi
pokok merupakan berisikan butir-butir bahan pembelajaran pokok yang dibutuhkan
peserta didik untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Setiap kompetensi dasar
sekurang-kurangnya mencangkup dua aspek yaitu tuntunan atau tingkat kompetensi
dan materi pelajaran. Dengan demikian dalam identifikasi materi pokok maka
dengan mencermati unsur materi pelajaran pada kompetensi dasar.
·
Analisis stuktur isi pada materi pokok
Dari
materi pokok dapat dianalisi stuktur isinya yang meliputi fakta, konsep, dan
pronsip serta prosedur. Cara yang paling mudah untuk menentukan stuktur isi
pada materi pokok yang akan diajarkan adalah dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada materi pokok.
2. Ranah
Afektif
Materi
pelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan prilaku yang
menentukan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan cara
penyesuaian diri. Dengan demikian jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif
meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan,
internalisasi, dan penilaian.
3. Ranah
psikomotor
Materi
pelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan prilaku
yang menekankan aspek ketermapilan motorik. Dengan demikian jenis materi yang
sesuai untuk ranah psikomotor terdiri
dari gerakkan awal, semirutin, rutin.
C.
Penentuan Cakupan materi pelajaran
Dalam
menentukan cakupan atau runag lingkup materi pelajaran harus memperhatikan
apakah materinya berupa aspek kognitif
(fakta, konsep, prinsip, dan prosedur) aspek afektif ataukah aspek psikomotor
karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap
jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang
berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pelajaran
yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi
berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan kedalam
suatu materi pelajaran, kedalam materi menyangkut rincian konsep-konsep yang
terkandung didalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.
D.
Urutan Materi Pembelajaran
Urutan
penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan
yang tepat, jika diantara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan
yangbersifat persyaratan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.
Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan memmpelajari pengurangan jika
materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan
melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.
4.
Penentuan Sumber Belajar
Berbagai
sumber pelajaran dapat digunakan untuk mendukung materi pelajaran tertentu.
Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan.
Beberapa jenis
sumber belajar anatara lain:
a. Buku
b. Laporan
hasil penelitian
c. Jurnal
( penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
d. Majalah
ilmiah
e. Karya
profesional
f. Buku
kurikulum
g. Terbitan
berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
h. Situs-situs
internet
i.
Multimedia (tv, video, vcd, kaset audio,
dll)
j.
Lingkungan (alam, sosial, seni
budaya,teknik, industri, ekonomi)
k. Narasumber
Perlu
diingat bahwa tidak tepat jika seorang guru hanya bergantung pada satu jenis
sumber satu-satunya belajar. Sumber belajar adalah rujukan, artinya dari
berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan
mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar.
Disamping itu kegiatan pembelajaran bukanlah usaha menyelesaikan keseluruhan
isi suatu buku tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu
hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun bahan ajar secara bervariasi,
untuk pengembangan bahan ajar dapat
berpedoman dengan panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan SMA.
B.
Analisi
Materi Pelajaran
Analisi
materi pelajaran adalah kegiatan pemilihan materi esensial dari keseluruhan
materi suatu pelajaran yang merupakan materi pelajaran minimal yang harus
dikuasai dan dimiliki dalam proses pelajarannya. Materi pelajaran yang esensial
itu mencangkup tentang konsep kunci keilmuan, tema-tema utama, dan nilai-nilai
dasar yang memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:
v Universal,
konsep kunci keilmuan itu memiliki tingkat generalisasi yang tinggi.
v Adaptif,
artinya dapat memberikan kemampuan kepada siswa untuk mengadaptasi perubahan,
perkembangan, pengetahuan dan teknologi.
v Transferable,
artinya konsep-konsep yang ada dalam pokok-pokok bahasan tersebut dapat
dimanfaatkan atau digunakan bagi pemecahan masalah dalam berbagai pihak.
v Aplikatif,
memungkinkan untuk diterapkan atau diaplikasikan secara luas pada berbagai
bidang keilmuan dan teknologi.
v Meaningful,
artinya layak bermakna dan bermanfaat untuk diketahui dan dikuasai oleh sisiwa.
C. Kaitan Tujuan Dengan Materi
PelajaraN
Dalam
konteks pendidikan tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu
lembaga pendidikan. Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari
visi dan misi lembaga dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam
proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam
sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan tujuan pembelajaran adalah jantungnya,
dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus
dicapai.Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran.
Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi
pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar,
serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan
belajar siswa.
D.
Kaitan Evaluasi Dengan Materi Pelajaran
Evaluasi
merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran
secara sistematis untuk menetapkan
apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan
tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. Kaitannya dengan materi pada evaluasi karakteristik peserta didik.
1.2.
Hakekat Matematika
A.
Pengertian Matematika
Istilah
Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein dan mathenem yang berarti
mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata sansekerta,
medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuaan atau intelegensi.
(Nasution, 1980: 2). Kata matematika berasal dari perkataan latin matematika
yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan dan ilmu (knowledge, science). Kata matheimatike berhubungan pula
dengan kata lainnya hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya
belajar (berpikir). Pendefinisian matematika saat ini belum ada kesepakatan
yang bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya.
Ada beberapa
pendapat tentang matematika, yaitu:
Matematika
adalah salah satu pengetahuan tertua yang terbentuk dari penelitian bilangan
dan ruang. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Kata matematika berasal dari bahasa
latin matematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang
berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula
dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya
belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika
berarti ilmu pengetahuan yang didapat
dengan berfikir (bernalar).Mustafa (dalam Wijayanti, 2011), menyebutkan bahwa
matematika adalah ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang
utama adalah metode dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat dan
lambang yang konsisten, sifat dan hubungan antara jumlah dan ukuran, baik
secara abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan mamfaat pada matematika
terapan.
Elea
Tinggih (dalam Suherman, 2001), matematika berarti ilmu pengetahuaan yang
diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain
diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih
menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain
lebih menekankan hasil observasi atau eksperiment disamping penalaran.
Johnson
dan Rising (1972) berpendapat bahwa matematika adalah pola berfikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logis, ,atematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat,
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide daripada mengenai bunyi. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,
representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti serta
dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bilangan.
B.
Hakekat Belajar Matematika
Pada
hakikatnya matematika itu adalah sebuah
simbol, dan bersifat deduktif (dari umum ke khusus) dan merupakan ilmu yang
logis dan sistematis.
Dalam ilmu
matematika terdapat istilah-istilah diantaranya:
a. Aksioma : suatu pernyataan yang dijadikan dalil atau
dasar pemula yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi.
b. Definisi : suatu pernyataan yang dijadikan pembatas
suatu konsep.
c. Teorema : pernyataan yang diturunkan dari aksioma yang
kebenarannya masi perlu dibuktikan.
d. Himpunan : sekumpulan suatu himpunan yang mana
dalam matematika terdapat beberapa himpunan.
Dari
uraian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa matematika merupakan ilmu
yang pasti dan bersifat sistematis. Dan tujuan mempelajari matematika adalah:
1. Melatih
cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
2. Mengembangkan
aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi.
3. Mengembangkan
kemampuaan menyampaikan imformasi.
Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang
terorganisasi, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarki, bersruktur dan
sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang
paling kompleks.dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak,
sehingga disebut objek mental, objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar
itu meliputi: Konsep, merupakan suatu ide abstrak yang digunakan untuk
menggolongkan sekumpulan objek. Misalnya, segitiga merupakan nama suatu konsep
abstrak. Dalam matematika terdapat suatu konsep yang penting yaitu “fungsi “,
“variabel”, dan “konstanta”. Konsep berhubungan erat dengan definisi, definisi
adalah ungkapan suatu konsep, dengan adanya definisi orang dapat membuat
ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang dimaksud. Prinsip,
merupakan objek matematika yang kompleks. Prinsip dapat terdiri atas beberapa
konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau operasi, dengan kata lain prinsip
adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa
aksioma, teorema, dan sifat. Operasi, merupakan pengerjaan hitung, pengerjaan
aljabar, dan pengerjaan matematika lainnya, seperti penjumlahan, perkalian,
gabungan, irisan.
Dalam
matematika dikenal macam-macam operasi yaitu operasi unair, biner, dan terner
tergantung dari banyaknya elemen yang dioperasikan. Penjumlahan adalah operasi
biner karena elemen yang dioperasikan ada dua, tetapi tambahan bilangan adalah
merupakan operasi unair karena elemen yang dioperasikan hanya satu.
Mengetahui
matematika adalah melakukan matematika. Dalam belajar matematika perlu untuk
menciptakan situasi-situasi dimana siswa dapat aktif, kreatif dan responsif
secara fisik pada sekitar. Untuk belajar matematika siswa harus membangunnya
untuk diri mereka. Hanya dapat dilakukan dengan eksplorasi,
membenarkan,menggambarkan, mendiskusikan, menguraikan, menyelidiki, dan
pemecahan masalah. Pembelajaran matematika menjadi lebih efektif jika guru
memfasilitasi siswa menemukan dan memecahkan masalah dengan menerapkan
pembelajaran bermakna.
Dalam
pembelajaran matematika, konsep yang akan dikonstruksikan siswa sebaiknya
dikaitkan dengan konteks nyata yang dikenal siswa dan konsep
dikonstruksikan siswa ditemukan sendiri
oleh siswa.Pembelajaran matematika sebainya dimulai dari masalah yang
konstektual. Sutarto Hadi (2006: 10) menyatakan bahwa masalah konstektual dapat
digali dari: (1) situasi personal siswa, yaitu yang berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari siswa, (2) situasi sekolah/akademik, yaitu berkaitan dengan
kehidupan akademik di sekolah dan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran
siswa, (3) situasi masyarakat, yaitu yang berkaitan dengan kehidupan dan
aktivitas masyarakat sekitar siswa tinggal, dan (4) situasi
saintifik/matematikl, yaitu yang brkenaan debngan sains atau matematika itu
sendiri.
Berdasarkan
uraian diatas maka secara umum hakekat pembelajaran matematika sebagai berikut:
·
Matematika pelajaran suatu pola/susunan
dan hubungan
·
Matematika adalah cara berfikir
·
Matematika adalah bahasa
·
Matematika adalah suatu alat
·
Matematika adalah suatu seni.
Belajar
matematika adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Bila kita tahu konsep
matematika yang sebelumnya tidak tahu maka dalam benak kita akan terjadi
perubahan dan hal ini akan berguna untuk mempelajari materi selanjutnya. Dalam
pembelajaran matematika perlu diketahui karakteristik matematika. Matematika
merupakan ilmu yang abstrak, aksiomatik, dan deduktif (Herman Hudoyo, 1990: 3).
Proses berpikir matematika disebut proses berfikir aksiomatik karena pada
dasarnya landasan berfikir matematika adalah kesepakatan-kesepakatan yang
disebut aksioma. Matematika dikatakan bersifat deduktif, karena matematika
disajikan secara aksiomatik menggunakan logika deduktif.Didalam matematika,
suatu soal atau pertanyaan akan merupakan masalah apabila tidak terdapat aturan
atau hukum tertentu yang akan segera dapat dipergunakan untuk menjawab atau
menyelesaikannya. (Herman Hudoyono, 1990: 84). Hal ini berarti suatu soal
matematika akan menjadi suatu masalah apabila soal itu tidak langsung
memberikan penyelesaian.
Menurut Hudoyono (1979: 96), hakekat
matematika berkenaan dengan ide-ide struktur-struktur dan hubungan-hubungannya
yang diatur menurut aturan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan
konsep-konsep yang abstrak. Jika matematika dipandang sebagai struktur dari
hubungan-hubungan maka simbol-simbol formal diperlukan untuk membantu
memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi didalam struktur-struktur.
Beberapa
hakekat atau definisi dari matematika adalah sebagai berikut:
a.
Matematika sebagai cabang ilmu
pengetahuan eksak atau struktur yang terorganisir secara sistematik. Berbeda
dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan struktur
yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen,
yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema
(termasuk didalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat).
b.
Matematika sebagai alat (tool).
Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
Siswa
menyelesaikan soal-soal matematika dan
memecahkan masalahnya sehingga siswa dituntut untuk berfikir kreatif dan logis,
seperti menjelaskan sifat matematika, berbicara persoalan matematika, membaca
dan menulis matematika dan lain-lain. Menggunakan berbagai alat peraga/media
pendidikan matematika seperti jangka, kalkulator, dan sebagainya.
c. Matematika
sebagai pola pikir deduktif
Matematika
merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori
atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah
dibuktikan secara deduktif (umum).
Contoh:
Kegiatan
pembelajaran dapat dimulai dengan menyajikan beberapa contoh atau fakta yang
teramati, membuat daftar sifat-sifat yang muncul, memperkirakan hasil yang
mungkin, dan kemudian siswa dapat diarahkan menyusun generalisasi secara
deduktif. Selanjutnya, jika memungkinkan siswa dapat diminta membuktikan
generalisasi yang diperolehnya secara deduktif.
d.
Matematika sebagai cara bernalar (the way of thingking)
Matematika
dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal,
seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau
aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
Contoh:
Matematika
membuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum,
atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
e. Matematika
sebagai bahasa artifisal.
Simbol
merupakan cirri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah
bahasa symbol yang bersifat artifisal, yang baru memiliki arti bila dikenal
pada suatu konteks.
Contoh:
Jika
kita mempelajari materi mengenai bangun datar biasanya untuk menunjukan sisi
disingkat dengan hurup S, untuk menyatakan panjang dengan hurup P, dan lebar
dengan hurup L.
f. Matematika
sebagai seni yang kreatif.
Penalaran
yang logis dan efisien serta perbedaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan,
maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni
berpikir yang kreatif.
Contoh:
Pada
pembelajaran geometri siswa melukis gambar-gambar misalnya: melukis parabola,
hiperbola dll.
C
. Proses pembelajaran.
Proses
pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik,
melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.(Mulyasa, 2002: 16). Oleh
karena itu, situasi kegiatan pembelajaran perlu diusahakan agar aktifitas dan
kreativitas peserta didik dapat berkembang secara optimal. Menurut Gibbs
(Mulyasa, 2002:106) peserta didik akan lebih kreatif jika:
a. Dikembangkannya
rasa percaya diri pada peserta didik, dan mengurangi rasa takut.
b. Memberi
kesempatan pada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas
dan terarah.
c. Melibatkan
peserta didik dalam tujuan belajar dan evaluasinya.
d. Memberikan
pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
e. Melibatkan
mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
Untuk
menciptakan kondisi-kondisi tersebut, maka dalam proses pembelajaran perlu
diciptakan suasana kondusif yang mengarah pada situasi diatas. Selanjutnya,
Sardiman(2006, 21) menyatakan bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu
pada stuktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip,
sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna aktifitas dan kreatifitas
siswa harus lebih dominan dari pada guru. Dalam hal ini diperlukan pemilihan
model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktifitas dan kreatifitas siswa
sehingga proses pembelajaran bermakna.
D.
Karakteristik
Matematika.
Karakteristik-karakteristik
matematika yaitu:
a. Matematika
memiliki objek kajian yang abstrak.
Didalam matematika objek dasar yang dipelajari
adalah abstrak, sering juga disebut sebagai objek mental. Dimana objek-objek
tersebut merupakan objek pikiran yang meliputi fakta, konsep, operasi ataupun
relasi dan prinsip. Dari objej-objek dasar tersebut disusun suatu pola struktur
matematika.
Adapun
objek-objek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fakta
(abstrak) berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan symbol tertentu.
Contoh: symbol
bilangan “3” maka sudah dipahami bahwa yang dimaksud adalah “Tiga”.
2. Konsep
(abstrak) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengaflikasikan
sekumpulan objek. Apakah objek tertentu merupakan suatu konsep atau bukan. Contoh:
Segitiga adalah nama suatu konsep abstrak.
3. Operasi
(abstrak) adalah pengerjaan hitungan, pengerjaan aljabar dan pengerjaan
matematika yang lain.
Contoh: Penjumlahan, perkalian, gabungan, irisan,
dll.
4. Prinsip
(abstrak) adalah objek matematika yang kompleks. Prinsip dapat terdiri atas
beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun
operasi. Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa prinsip dapat berupa
aksioma, teorema, dan sebagainya.
b. Bertumpu
pada kesepakatan.
Dalam
matematika kesepakatan merupakan tumpuan
yang amat penting. Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma dan konsep
primitif. Aksioma diperlukan menghindarkan berputar-putar dalam pembuktian.
Sedangkan konsep primitive diperlukan untuk menghindarkan berputar-putar dalam
pendefinisian. Aksioma juga disebut sebagai postulat ataupun pernyataan pangkal
yang sering dinyatakan tidak perlu dibuktikan. Beberapa aksioma dapat membentuk
suatu sistem aksioma, yang selanjutnya dapat menurunkan berbagai teorema. Dalam
aksioma tentu terdapat konsep primitive tertentu. Dari satu atau lebih konsep
primitive dapat dibentuk konsep baru melalui pendefinisian.
c. Berpola
berfikir deduktif.
Dalam
matematika sebagai ilmu hanya diterima pola piker deduktif. Pola fikir deduktif
secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari hal yang
bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. Pola
piker deduktif ini dapat terhujud dalam bentuk yang amat sederhana tetapi juga
dapat terwujud dalam bentuk yang tidak sederhana.
Contoh: Banyak
teorema dalam matematika yang ditemukan
melalui pengamatan-pengamatan khusus, misalnya Teorema phytagoras bila hasil
pengamatan tersebut dimasukan dalam suatu stuktur matematika tertentu, maka
teorema yang ditemukan itu harus dibuktikan secara deduktif antara lain dengan
menggunakan teorema dan definisi terdahulu yang telah diterima dengan benar.
Dari contoh prinsip diatas, bahwa urutan konsepyang lebih rendah perlu
dihadirkan sebelum abstraksi selanjutnya secara langsung.
d. Memiliki
symbol yang kosong.
Dalam matematika jelas terlihat banyak sekali symbol
yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol
dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat
berupa persamaan, pertidaksamaan,bangun geometri tertentu dsb. Huruf-huruf yang
digunakan dalam model persamaan, misalnya: x+y=z belum tentu bermakna atau
berarti bilangan, demikian juga tanda + belum tentu berarti operasi tambah untuk dua bilangan. Maka huruf dan
tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model
itu. Jadi, secara umum huruf dan tanda dalam model x+y=z masih kosong dari
arti, terserah kepada yang akan memanfaatkan model itu. Kosong nya arti itu
memungkinkan matematika memasuki moden garapan dari lmu bahasa (lingguistik).
- Memperhatikan semesta pembicaraan
Sehubungan
dengan penjelasan tentang kosongnya arti dari sibl-simbol dan tanda-tanda dalam
matematika diatas, menunjukkan dengan jelas bahwa dalam menggunakan matatika
diperlukan kejelasan dalam lingkupapa modl itu dipakai. Bila lingkup
pembicaraan adalah bilangan, maka simbol-simbol diartikan bilangan. Bila
lingkup pembicaraannya transformasi, maka simbol-simbol diartikan suatu
transformasi. Lingkup pembicaraan itulah yang disebut dengan semesta
pembicaraan.
Contoh: semesta
pembicaraan bilangan bulat, terdapat model 2x=5. Adakah penyelesaian? Kalau
diselesaikan seperti biasa, tanpa menghiraukan semesta nya, akan diperoleh
hasil x=2,5. Tetapi kalau sudah ditentukan bahwa semestanya bilangan bulat maka
jawaban x=2,5 adalah salah atau bukan
jawaban yang dikehendaki. Jadi jawaban yang sesuai dngan semestanya adalah
tidak ada jawabannya atau peyelesai nya tidak ada. Seiring dikataan bahwa
himpunan penyelesaiannya aalah himpunan kosong.
- Konsitn dalam sistemnya.
Dalam
matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan satu sama
lain, tetapi juga ada system yang dapat dipandang terlepas satu sama lain.
Misanya: sitem-sistem dalam aljabar, sitem-sistem geometri. Sistem aljabar dan
sistem geometri tersebut dapat dipandang terlepas satu sama lain, tetapi dalam
sistem aljabar sendiri terdapat beberapa sistem yang lebih “kecil” yang terkait
satu sama lain.
Demikian
juga dalam sistem geometri, terdapat beberapa sistem yang “kecil” yang
berkaitan satu sama lain. Sesuatu teorema ataupun sesuatu definisi harus
menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Konsisten itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenarannya.
BAB
III
KESIMPULAN
Materi
pembelajaran pada hakiketnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus,
yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada
saat kegiatan pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi
pelajaran adalah: pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang yang harus dikuasai
peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Tujuan
pembelajaran harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, Materi yang ditentukan untuk
kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta tercapainya indicator. Materi pelajaran
dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi dan kmpetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan
dengan pemilihan materi pelajaran adalah jenis-jenis pelajaran, prinsip-prinsip
pengembangan materi, langkah-langkah penentuan materi pelajaran, dan penentuan
sumber belajar.
Pada hakekatnya
matematika itu adalah Sebuah simbol, dan bersifat deduktif (dari umum kekhusus)
dan merupakan ilmu yang logis dan sistematis. Dalam ilmu matematika terdapat
istilah-istilah diantaranya: Aksioma, Definisi, Teorema, dan Himpunan. Proses
pembelajaran matematika pada hakekatnya untuk mengembangkan aktifitas dan
kreatifitas peserta didik. Karakteristik matematika adalah: memiliki kajian
objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola piker yang deduktif, memiliki
simbol yang kosong, memperhatikan semesta pembicaraan, dan konsisten dalam
sistemnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwipratiwi, Hartika. 2013. Makalah Hakekat Matematika. (Online). http://hartikadwipartiwi.wordpress.com/2013/11/15/makalah-hakekat-matematika/.
Diakses tanggal 16 Oktober 2014.
Palah, Daru. 2012. Makalah Materi Pembelajaran. (Online). http://darulpalah.blogspot.com/2012/11/12/makalah-materi-pembelajaran.html.
Diakses tanggal 16 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar